Senin, 24 September 2012

Keindahan

Mozaik Manik-manik


Seperti mozaik manik-manik ini, sebenarnya kehidupan itu bias kita buat menjadi indah sesuai apa yang kita yang kita inginkan. Tergantung bagaimana kita mengarahkannya. Asalkan mau terus berusaha dan berdoa pasti Tuhan akan berikan kepada kita yang terbaik.

Jumat, 21 September 2012

Ora et Labora

Ketika berkali-kali usaha yang kita lakukan belum mendapatkan hasil sesuai yang kita harapkan pasti muncul kekecewaan dalam diri kita. Kecewa, kesal, bahkan marah itu adalah ekspresi yang wajar yang sering kita alami, entah sadar ataupun tidak.

Akan tetapi dari kekecewaan tersebut jangan sampai membuat kita akhirnya patah semangat dan putus asa. Hidup adalah sebuah perjuangan untuk mencapai banyak hal yang menjadi cita-cita kita.

Takdir dan kuasa Tuhan itu harus kita yakini secara mendalam. Namun kita juga harus sadar betul bahwa Tuhan memutuskan segala sesuatu kepada kita itu berdasarkan usaha yang kita lakukan.

Ora et Labora


Ora et Labora, berdoa dan bekerjalah. Sebuah kalimat yang bisa kita jadikan pegangan. Sebagai hamba-Nya memangkita harus berusaha untuk adil. Sekeras apapun usaha yang kita lakukan jangan lupa untuk senantiasa berdoa memohon kepada-Nya. Dan jangan patah semangat!

Saya jadi teringat sebuah bait lagu Fix You-nya Cold Play,
                When you try your best, but you don’t succeed
                When you get what you want, but not what you need
                When you look so tired, but you can’t sleep
                Stuck in reverse...
Ya Allah mudahkanlah setiap jalan hamba-Mu ini. Amin...

Ditulis (19/9) di Pura UNS pukul 16.30 WIB

Selasa, 18 September 2012

Untukmu yang Entah Dimana

Sudah sangat lama dia tak menjumpaimu. Sampai-sampai dia tak tahu entah dimana kamu. Seperti orang kebanyakan dia juga mempunyai perasaan. Dan mungkin—dia berharap—kamu juga begitu.

Sebagai seorang laki-laki yang mungkin jauh dari apa yang kamu harapkan dia hanya bisa berusaha untuk senantiasa memperbaiki diri, mencoba memahami dan mengerti apa yang menjadi keinginanmu dan perasaanmu.

Tidak ada yang tahu bagaimana hidup masing-masing manusia di masa mendatang. Membangun sebuah kebaikan bagi diri masing-masinglah yang bisa dilakukan.

Untukmu
Sebagai orang yang mungkin pernah menemanimu dalam beberapa waktu dia ingin bertanya. Apakah pantas mencoba tahu apa yang telah terjadi sebenarnya? Apakah pantas menyampaikan berbagai keluhan akan hal-hal yang sebenarnya menjadi harapan-harapan? Apakah dia boleh meminta balasan pengertian atas apa yang telah dia usahakan? Dia hanya ingin tahu bagaimana kamu mengerti dia. Sampaikanlah dengan segalam pengertianmu kepadanya.




Untukmu yang entah dimana, semoga senantiasa dilindungi oleh Yang Maha Kuasa. Dia berharap agar kamu mengerti.

Salam Menulis!

Ditulis pada (17/9) di Ar-Royal Boarding House.

Perempuan dan Hasrat Fashionnya

Kita tahu bahwa laki-laki lebih menggunakan logika dan pikirannya dalam bertindak dan mengambil keputusan. Sedangkan berbeda jauh dari itu perempuan lebih menggunakan hati dan perasaannya. Dua sisi yang jelas tidak bisa disamakan. Kita hanya bisa menerima ini sebagai suatu keniscayaan dari Tuhan yang tidak boleh digunakan untuk saling menindas satu sama lain.

Namun selain itu rupanya banyak perbedaan-perbedaan lain yang cukup mencolok antara laki-laki dan perempuan. Yang ingin saya bicarakan di sini adalah secara general tentang satu hal yang cukup membedakan antara keduanya, yaitu hasrat akan fashion yang dimiliki oleh perempuan. Saya katakan secara general, saya tahu tidak semuanya seperti itu. Pemaknaan kata general bukan berarti semuanya ya. Hehe

Wajarnya seorang laki-laki tidak banyak pilah pilih yang terlalu, mereka sawajarnya saja. Memilih itu wajar namun ya jangan keterlaluan. Hehe

Laki-laki Berbelanja
Dalam hal ini saya ambil contoh yaitu, ketika seorang lelaki ingin membeli pakaian (baju, celana, jaket, atau yang lainnya), mereka biasanya sudah menentukan pilihan di awal sebelum mereka masuk ke toko. Kalaupun mereka baru masuk ke toko tersebut dan tidak punya persiapan biasanya tidak berlama-lama memilih barang. Karena dengan keunggulan logika yang mereka miliki, mereka bisa menempatkan diri mana yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka.

Memang ada juga lelaki yang sangat maniak terhadap fashion, namun secara rasio dengan mereka yang pada umumnya sangat jauh.

Perempuan Berbelanja
Berbeda dengan perempuan, ketika melihat suatu hal yang dianggap mereka lucu, unik, cantik, menarik, dan imut pasti hasrat mereka akan memiliki barang itu pasti langsung meningkat. Dalam hal ini fashion misalnya, terkadang mereka tidak cukup budget namun karena hasrat fashion-nya tidak bisa dikendalikan, mereka sudah terlanjur suka kebanyakan akan langsung dengan rela membelinya bahkan kadang sampai tidak memikirkan budget yang mereka habiskan untuk itu.

Belanja
Contoh lain ketika masuk ke mall dari rumah mereka sudah menyiapkan pilihan barang yang akan dibeli namun ketika sudah masuk ke toko, melihat berbagai pakaian yang bagus-bagus emmm... mereka kepincut, terpengaruh bujuk rayu keindahan pakaian itu. Akhirnya mereka membeli barang-barang yang padahal bukan menjadi kebutuhannya. Itulah hasrat fashion yang dimiliki kaum hawa. Apalagi di zaman sekarang ini. Bukankah begitu? Haha

Saya jadi teringat salah satu cerita dosen, beliau selalu menyuruh istrinya untuk senantiasa membuat list belanjaan sebelum pergi ke pasar atau kemanapun dia akan berbelanja. Tujuannya apa? Tujuannya aagar tidak membeli yang neko-neko yang tidak dibutuhkan. Karena yang telah dilist itulah yang telah dipikir matang-matang sebagai barang kebutuhan mereka. Bagaimana dengan kalian?

Dalam tulisan ini saya mencoba menjadi sosok penengah antar keduanya. Ini berdasarkan analisis yang saya lakukan beberapa kali. Saya punya ibu, saya punya adik perempuan, dan saudara perempuan banyak. Apakah masih tendensius? Kalian yang bisa menilai. Haha

Salam menulis!

Ditulis di Pasar Cenderamata Surakarta, (17/9).

Selasa, 11 September 2012

Banyak Utang

Utang memang sudah menjadi hal yang wajar dalam sebuah kehidupan manusia. Baik itu ketika berhubungan dengan manusia lainnya ataupun dengan dirinya sendiri. Baik itu berupa materi ataupun yang lainnya. Tapi perlu diingat yang namanya utang itu ya harus dibayar, jangan seenaknya aja.

Nah yang saya tulis di sini bukan utang tentang materi melainkan tentang kewajiban yang sudah saya buat sendiri. Pasti dalam hidup ini kita mentargetkan berbagai sesuatu yang mana sesuatu itu Ingin—bahkan harus—kita penuhi. Lantas apa sesuatu itu kok sampai saya menyebut saya mempunyai banyak utang? Memang banyak.

Utang Buku
Yang pertama, saya punya utang banyak dengan buku-buku saya. Loh, iya saya punya banyak  utang sama buku entah itu yang sudah saya beli atau dari hasil pinjaman. Saya merasa bahwa saya sedang berhutang, karena saya telah berkomitmen bahwa buku-buku itu harus saya baca sampai selesai. Saya butuh akan ilmu dari buku-buku itu sebagai penunjang saya baik sebagai bagian dari civitas akademika maupun bagian dari aktivitas saya berorganisasi.

Saya tidak pernah menyesal membeli banyak buku, karena itu saya anggap sebagai sumber ilmu dimana saya akan menjadi tahu dan bisa berkembang secara pola pikir yang nantinya akan saya terapkan dalam hidup ini. Namun saya menyesal ketika waktuku terbuang percuma untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Saya sadar betul itu salah. Sering kali saya membuang waktu dengan percuma, bahkan kadang melirik buku saja sudah berat rasanya. Tapi saya berusaha untuk memaksakan diri untuk membacanya, karena itu adalah kewajiban yang harus saya penuhi, itu adalah utangku yang harus dibayar.

Tapi saya yakin utang-utang itu akan bisa saya bayar. Saya adalah pecinta buku dan orang yang gemar membaca, apapun itu.

Kedua, saya punya banyak utang travelling bersama tema-teman. Ya, sudah lama saya berutang tentang ini. Memang terasa lebih berat namun saya akan berusaha membayar utang-utang saya ini.

Ketiga, mungkin ini adalah yang paling penting. Saya punya banyak utang yang berkaitan dengan pikiran atau ide. Harusnya saya dengan usia segini sudah bisa berpikir tentang banyak hal yang menjadi pikiran sewajarnya orang-orang yang setara dengan saya bahkan kalau perlu saya harus bisa lebih. Saya pernah berjanji saya harus bisa ini dan itu ketika saya kuliah, namun faktanya saya belum sepenuhnya bisa. Walaupun orang lain menganggap bahwa saya sudah menjadi lebih dari yang lain.

Banyak ide-ide yang sampai sekarang belum bisa terpenuhi dan terwujud.

Utang
Masih banyak sebenarnya utang-utang saya yang mungkin saya lupa akan itu. Dengan tekad yang kuat saya ingin berusaha semaksimal mungkin untuk membayar utang-utang tersebut. Bukan semata karena itu telah menjadi kewajiban yang kalau saya tidak memenuhinya maka saya akan merasa bersalah kemudian bersedih. Namun dibalik itu adalah bagaimana saya ketika bisa memenuhi semua itu berarti saya bisa belajar memaknai hidup. Mengilhami proses demi proses pencapaian akan segala yang telah saya rencanakan.

Tentunya ini akan menjadi sebuah refleksi pada diri saya sendiri dan mungkin siapa saja bahwa pasti pernah terbersit dalam benak kita akan berbagai hal yang sudah kita rencanakan namun belum bisa kita penuhi. Utang adalah sesuatu yang harus kita bayar dengan usaha keras dengan meresapi tiap proses pencapaiannya. Meskipun kita tidak membuat deadline akan utang-utang yang telah kita buat namun kita harus membayarnya dengan penuh tanggung jawab.

Salam menulis!

Ditulis di salah satu kamar di Ar-Royyal Boarding House pada (11/9) pukul 03.08 WIB.

Kembar???

Semua tetanggaku tau kalo aku ini adalah anak pertamanya Bapak Hafidz dan Ibu Komariyah. Harus percaya! Ini udah ngga bisa ditawar-tawar lagi! Dan di keluargaku ngga ada anak kembar, entah itu kembar siam, kembar identik, dan kembar-kembar yang lain. Kalo ada yang bilang aku ini anak kembar itu bohong banget berarti, itu dusta, yes that's a lie!

Banyak temenku yang tidak mengenalku dari kecil ketika aku tunjukin fotoku sama adekku menganggap bahwa kami adalah anak kembar. Mereka pada bilang kami kembar karena sama-sama pake kacamata lah, badannya sama lah, kepalanya sama lah, tingginya sama lah, gayanya sama lah, pinternya sama lah #eh

Coba deh diamati bersama.

Rodif-Rosik


Yang kiri adalah Rodif selaku kakaknya dan yang kanan adalah Rosik selaku adeknya. Ya kami emang sama-sama berkacamata, tinggi kami hampir sama, badan Rodif lebih kecil, kepala Rodif lebih kecil, pinternya? Emm...aku ngga bisa ngomong. Daaaan yang jelas Rodif lebih ganteng.

Rodif dan Rosik adalah kakak adek yang selisihnya satu tahun lebih. Jadi jelas kami ini bukan anak kembar. Ngga mau saya dikembar-kembarin sama adek saya. Jelas beda lah, gantengan kakaknya kemana-mana #nglunjak

Tapi kenapa tetep aja masih banyak orang yang ngira kalo kami ini anak kembar? Dan kenapa banyak yang sampe ketuker kalo nyebut nama kami. Ini jelas sebuah ketidakadilan. Saya ngga terima! Hahaha. Ya sudah lah anggap aja mereka benar daripada malah berujung keributan *dalam hati tetep aja ngga terima*

Dan mungkin satu lagi foto kami yang membuat orang sering mengira kalo kami kembar. Ini nih!
Rodif-Nila-Bapak Hafidz-Rosik

Tuh kan kami emang beda. Jangan-jangan malah pada ngira kalo yang ada di foto ini malah kembar semua, oh tidak -___-

Saya tegaskan ya... Rodif dan Rosik itu bukan anak kembar, kami hanya sepasang kakak adek yang lebih ganteng kakaknya. Oke cukup sekian.

Salam menulis!

Ditulis di salah satu kamar di Ar-Royyal Boarding House (11/9) pukul 02.07 WIB.