Rabu, 05 Desember 2012

Kebiasaan Buruk

Setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda, entah itu yang baik ataupun yang buruk. Alangkah baiknya kebiasaan-kebiasaan yang positif itu untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan untuk kebaikan pribadi maupun orang lain. Sedangkan kebiasaan yang buruk sebisa mungkin untuk tidak semakin menjadi hal yang membudaya dan terus dilakukan, meskipun namanya kebiasaan akan tetapi  jangan dibiasakan karena memang tidak menghasilkan suatu hal yang bermanfaat.

Saya menulis kalimat di atas bukan berarti saya sok bijak atau apa karena saya juga mempunyai banyak kebiasaan buruk—yang sampai sekarang masih terus saya lakukan. Ini sekedar untuk bahan refleksi dan diharapkan bisa menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi diri saya yang seperti ini.

Jujur, saya belum bisa istiqomah dalam banyak hal. Baik itu berkaitan dengan ibadah—karena saya sebagai hamba Tuhan, menuntut ilmu (kuliah), dan hal-hal lain baik itu bersifat sosial ataupun individu saya sendiri.


Bangun pagi

Sejak kecil dulu memang kebiasaan susah bangun pagi—waktu Subuh. Bisa dibilang selalu dibangunkan secara paksa oleh orang tua, terutama oleh Ibu. Melawan bujuk rayu setan itu memang tidak gampang untuk orang semacam saya. Minal jinnati wannaas (QS. Annas:6). Akan tetapi terkadang jika sedang sadar berada di jalan yang tepat atas inisiatif sendiri bangun tanpa paksaan dari Ibu. Intinya bagi saya istiqomah itu tidak mudah, bahkan sangat sulit. Tetapi berupaya untuk istiqomah itu pasti.

Begadang

Begadang
Terutama semenjak masuk dunia kuliah saya sering melakukan aktivitas ini yang padahal jarang ada manfaatnya, ya saya mengakui itu. Betul sekali apa yang dikatakan Bang Haji yang sekarang kabarnya dicalonin jadi capres dari sebuah partai yang sedang kisruh #eh.
Begadang jangan begadang kalau tiada artinya...
Begadang boleh saja asal ada perlunya...

Setuju sekali Bang! Tapi kenapa saya begadang terus menerus? Oke, kadang begadang yang saya lakukan bukan sembarang begadang.

Nah, ini yang ingin saya ceritakan tentang sebuah kisah klasik seputar begadang. Ini lebih kepada efek yang ditimbulkan dari begadang yang saya lakukan tadi malam.

Jadi begini ceritanya. Sebagai seorang mahasiswa jurusan Teknik Sipil yang secara beban kuliah dan tugasnya (mungkin) lebih tinggi sedikit dibanding jurusan lain terutama sosial—agaknya orang lain mengakui ini, saya dan ribuan teman lain seantero dunia terkadang merasa keteteran dengan semua itu. Harus pandai dalam membagi waktu untuk kuliah dan tugas, organisasi, mungkin ada juga yang mencari tambahan uang saku, keluarga bagi yang sudah berkeluarga, dan yang lainnya. Saya sangat mengakui bahwa itu memang tidak mudah saudara-saudara.

Deadline, sebuah kata yang tentunya menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa—Teknik pada khususnya. Sering kali muncul pertanyaan dalam diri sendiri, kenapa tidak mengerjakan tugas sejak jauh-jauh hari saja? Kan nanti bisa santai dan yang jelas tidak ada istilah dikejar deadline. Pertanyaan seperti itu seakan-akan akhirnya menjadi penyebab utama terjadinya perang dunia ghaib terbesar antara malaikat dan iblis yang ada di dalam diri kita. Dan berdasarkan survey yang saya lakukan secara abstrak terhadap beberapa pelaku kejahatan menunda tugas (deadliner) saya mendapatkan jawaban yang sangat valid dan belum ada yang bisa menyanggahnya, yaitu OTAK KITA AKAN LEBIH BEKERJA SECARA MAKSIMAL DAN OPTIMAL JIKA DALAM KONDISI TERTEKAN, MAKA KITA MEMILIH ITU YANG SUDAH JELAS HASILNYA. Oke silakan dicermati dan dinilai sendiri apakah itu baik atau sebaliknya.

Deadline
Dari ribuan mahasiswa yang tersebar di seantero jagat ini saya termasuk salah satu yang ada di dalamnya, dan bahkan yang menyuarakan dengan lantang dan mengkampanyekan secara aktif argumen tersebut #eh.

Gara-gara saya—dan teman-teman—menunda tugas satu mata kuliah jadi ceritanya tadi malam menjadi malam sangat fenomenal, ketika semua lampu di tiap kamar, laptop, kalkulator, mata, dan juga otak menyala sampai larut bahkan sampai subuh. Bukan menonton film atau nge-game akan tetapi semuanya mengerjakan tugas tersebut secara serentak dan fokus penuh khidmat tentunya.

Ketika teman-teman hanya mengerjakan satu tugas mata kuliah tersebut saya tidak, saya harus belajar juga untuk ujian esok harinya, jadi secara beban moral saya kali ini sedikit lebih berat.

Demi meminimalisir biaya yang keluar dalam pengerjaan tugas tersebut saya rela hijrah sebentar ke tempat teman untuk sekedar numpang nge-print. Sampai adzan Subuh berkumandang saya belum juga menyelesaikan tugas itu. Dengan keterbatasan tenaga yang saya miliki akhirnya saya putuskan untuk menghentikan pekerjaanku, yang belum saya selesaikan saya biarkan saja nanti bisa disusul lain waktu. Setelah melakukan Salat Subuh saya pun memutuskan untuk pulang. Tapi tidak berniat untuk tidur karena sangat berisiko bagi orang seperti saya, bisa kebablasan. Karena mengingat jam setengah 8 ada ujian.

Efek Begadang
Nasib memang nasib, ketika jam sudah menunjukkan pukul 7 yang padahal saya ingin bergegas untuk mandi malah saya ketiduran. Maklum karena saking capek dan ngantuknya diri ini. Tidak ada satu orang pun di sekitarku yang membangunkan karena tidak ada yang tahu jadwalku hari ini. Kemudian dengan tanpa dosa aku pun tersadar dan terbangun, langsung melihat jam dan ternyata sudah jam 9.51. Oke, tentunya menangis dengan sekeras-kerasnya adalah hal yang sangat wajar dalam kondisi seperti ini.

Beberapa pesan di handphone ku buka. Dan saya pun langsung menanyakan kepada seorang teman mengenai ujian hari ini yang harusnya dilaksanakan jam setengah 8. Dia menjawab bahwa tidak jadi ujian karena dosen tidak hadir. Alhamdulillah... *masih dalam kondisi menangis

Tapi masih ada hal lain yang sangat penting, yakni tugas yang ku kerjakan semalaman suntuk sampai pagi yang sangat menguras tenaga, biaya, dan pikiran itu akan dicek oleh dosen pada kuliah jam 9.15. Dan waktu sudah tidak mungkin bisa mundurkan, sudah memasuki jam 10. Pasrah saja, ikhlaskan saja. Jangan sesali apapun itu, segala yang saya kerjakan itu tidak pernah ada yang sia-sia, saya yakin itu. Tidak masalah saya tidak dapat nilai (sebenarnya sangat jadi masalah -_-), toh itu hanya dicek saja, belum dikumpulkan. Tapi yang aku kerjakan semalam itu...sudah, semuanya tidak ada yang sia-sia, ingat itu. Ini memang kesalahanku. Memaksakan diri untuk tidak tidur demi mengerjakan tugas tapi malah tidak berangkat kuliah. Ya Tuhan ampunilah dosa hamba-Mu ini.

Itulah bagian dari kebiasaan buruk yang saya miliki. Bagaimanapun itu saya akui memang sangat tidak baik, begadang hingga akhirnya susah bangun pagi atau bangun tepat waktu. Segala upaya koreksi dan pembenahan diri pastinya terus saya lakukan demi kebaikan diri saya ini.

Maka dari itu segala kebiasaan yang memang dianggap buruk dan pasti tidak menghasilkan manfaat yang jelas lebih baik ditinggalkan saja.

Muhasabatunnafsi dan selalu berusaha untuk istiqomah dalam kebaikan...

Salam Menulis!
Ditulis pada (5/12) di Mbah Tinet Boarding House.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras memberi komentar yang berbau SARA dan hal Porno.