Minggu, 25 Desember 2011

Sekedar Surat Lamaran Kerja

2 hari kemarin tiap malam aku diajak pergi terus sama temen-temenku. Diawali  malam Sabtu di Kota Semarang aku bersama Hendri dan Irzam pergi ke Jln. Pemuda Kota Semarang untuk "jagongan" kemudian ke Taman KB (Keluarga Berencana) untuk "ngopi". Ga tau kenapa disebut Taman KB. Padalah katanya di sana banyak banci-banci mangkal. Yang jelas suasana malam yang sangat enak dan nyaman menurutku. Jam 11 malam kami baru pulang. Great!

Kemudian malam Minggunya di Pekalongan aku diajak Vidi dan Vika yang juga ngajak adiknya si Faura muter-muter Kota Pekalongan hingga akhirnya singgah di sebuah warung kopi tahlil. Sungguh mantap.Sekitar jam 11 malam juga kami baru pulang. Great!

Kamis, 22 Desember 2011

Aku Bingung

Aku benar-benar sangat bingung. Bingung apakah aku harus maju atau aku harus mundur. Aku harus melanjutkan atau aku harus menyudahi. Aku harus nekat atau aku harus tetap tenang.

Aku masih sering merenung untuk mencari jawaban dari kebingunganku. Melihat kehidupan orang lain yang bisa membuatku termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Bertanya kepada orang-orang yang ku anggap siap dan mau mendengarkan pertanyaanku, sukur-sukur bisa memberi jawaban dan solusi.

Hari Ibu cuma 1 Hari, Berarti Hari Bapak 364 Hari?

Taukah kalian hari ini hari apa? Hari Kamis, ya iyalah. Bukan itu maksudku, hari ini adalah hari Kamis tanggal 22 Desember 2011. Yap betul sekali. Hari ini adalah hari ibu, harinya seseorang yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Hari yang begitu spesial bagi kebanyakan orang, termasuk aku sendiri.

Di Indonesia hari ibu diperingati pada tanggal 22 Desember, cuma 1 hari ini tiap tahunnya. Wah... kalo dalam 1 tahun ada 365 hari, berarti 364 hari dalam setahun itu adalah hari bapak dong. Terserah kalian mau bilang apa, mau 1 tahun hari bapak kek ato hari ibu kek, itu terserah kalian.

Tapi yang jelas kenapa hari ini bener-bener diperingati karena kita patut membanggakan ibu kita, dengan hanya 1 hari berarti ibu kita adalah sosok manusia yang begitu mulia sampe-sampe diperingati secara khusus dalam 1 hari ini.

Kita yang tadinya belum bisa bermanfaat bagi ibu kita semoga bisa semakin bermanfaat. Rasa hormat kita kepada ibu kita juga harus kita tingkatkan. Kasih sayang kita juga harus lebih besar dibanding dengan rasa kasih sayang yang telah beliau berikan selama ini. Doa-doa kebaikan harus kita berikan secara spesial untuk beliau yang telah bertaruh nyawa untuk melahirkan kita.

Ibu adalah segalanya. Cintanya abadi. Kasih sayangnya tak pernah pudar. Perhatiannya tak pernah hilang.

Terus kapan hari spesial buat bapak? Sama halnya dengan ibu, bapak pun harus kita perlakukan demikian. Karena beliau juga telah berjasa sangat sangat besar bagi kehidupan kita. Kita tahu banyak hal tentang kehidupan dan perjuangan adalah dari bapak kita. Sosok lelaki yang tak pernah kita lupakan dalam benak kita. Meskipun tak ada hari spesial seperti hari ibu bukan berarti kita bisa menyepelekannya.

Sepanjang masa kita harus terus berusaha membuat mereka tersenyum bangga. Bangga atas apa yang telah kita lakukan di dunia ini. Bangga karena kita bisa menjadi pribadi yang berguna, berbakti, dan bermanfaat.

Wa laa takullahumaa uffin wa laa tanhar humaa
"Dan janganlah kamu katakan kepada mereka (kedua orang tua) "ah/hush", dan janganlah membentaknya."

Selamat hari ibu.... Tak pernah lupa aku mendoakanmu.
Semoga Allah SWT membalasmu dengan pahala yang setimpal.
Pintu surga dimudahkan untukmu. Amin.

Selasa, 20 Desember 2011

Banyak Tanggung Jawab

Setelah baca tulisan di media yang menyangkut tentang pendidikan aku jadi ingat kalo aku di sini punya banyak tanggung jawab. Tanggung jawab atas apa yang telah aku dapat. Beasiswa yang telah aku dapat adalah sebuah tanggung jawab besar bagiku. Yang membuatku untuk terus mengembangkan diri dan berprestasi. Seenggaknya aku harus bisa mengamalkan apa yang telah ku dapat untuk negeriku, Indonesia.

Tanggung jawab terhadap organisasi yang aku ikuti juga ga kalah besar, ketika sudah tau bagaimana kehidupan di kampus aku berpikir emang harusnya aku bener-bener harus melakukan ini, menjalankan sebuah tanggung jawab itu. Kebanggaan atas apa yang kita miliki harus selalu dimunculkan karena ini bisa jadi motivasi dan pemicu semangat buat kita untuk semakin melangkah ke depan.

Tanggung jawab dengan keluarga, terutama bapak dan ibuku tercinta. Ketika mereka telah memberiku restu untuk ngalap ilmu di kota ini aku harus bener-bener bisa membuat mereka tersenyum bahagia dengan sesuatu yang bisa membanggakan mereka.

Dukungan dari sahabat dan sahabati di sini semoga bisa menjadikanku untuk terus mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Karena apa yang aku lakukan hasilnya bukan cuma untuk diriku sendiri tapi juga untuk orang lain.

Terima kasih semuanya... Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian dan kita bisa menjalani tanggung jawab yang kita miliki dengan sepenuh hati, ketulusan, dan kesabaran.

Minggu, 11 Desember 2011

Tetap Sabar dan Tabah Kawan!

Kehidupan tak selamanya mudah dan tak selamanya sulit
Mungkin kalimat di atas bisa menggambarkan betapa kehidupan itu sangat variatif. Mungkin dulu kita pernah kaya, segalanya mudah, tiap hari makan enak. Atau sebaliknya dulu kita sangat miskin, tak punya apa-apa, untuk makan saja kita bingung, hari ini kita makan tapi besok kita entah masih bisa makan atau tidak. Tapi ingat, kita hidup itu harus berusaha. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan diri sendiri dan terkadang juga kebutuhan orang lain. Dari kita berusaha itu nantinya kita akan memetik buah usaha kita. Yang dulu kita miskin karena kita berusaha sekuat tenaga hingga akhirnya kita sekarang jadi kaya. Ada juga yang dulu kita kaya akhirnya jatuh miskin karena mungkin apa yang kita usahakan kurang maksimal. Ya begitulah kehidupan, tak selamanya mudah dan tak selamanya sulit.

Tadi sore aku ditelpon oleh ibuku. Mungkin karena sudah lumayan lama kami tidak berkomunikasi, sekedar menanyakan kabar, basa-basi, aku tanya tentang kondisi keluarga dan kampung halaman, dan ibu pun balik tanya tentang kondisi kuliahku di sini. Yah, namanya seorang ibu dan anak yang terpisah pasti akan muncul rasa kangen.

Setelah bicara banyak tentang itu tiba-tiba ibu bertanya tentang keadaan seorang temanku di sini. Beliau bertanya bagaimana keadaannya, apakah dia di sini ngirit, dan tentang kondisi keuangannya. Dan aku pun balik tanya kenapa ibu bertanya seperti itu. Ibu pun bercerita tentang keadaan keluarga temanku ini di rumah. Kata beliau kondisi keluarganya memprihatinkan, usaha orang tuanya mulai meredup, dan yang paling membuatku kaget adalah bahwa kabarnya rumahnya mau disita oleh Bank. Tetanggaku di rumah ada yang mengetahui dari pihak Bank kalau memang rumahnya mau disita. Mungkin terbelit utang yang jumlahnya pastinya banyak.

Sempat shock aku mendengar kabar itu. Setauku di sini dia biasa-biasa saja. Memang dia mulai melakukan pengiritan dan perhitungan tentang pengeluaran bulanannya. Mungkin dia sudah menyadari bahwa mahasiswa harus pandai-pandai dalam mengatur keuangan, jangan sembarangan.

Kalau dilihat dari rumahnya memang dia tergolong kaya, rumahnya besar, usaha orang tuanya terlihat lancar. Produksi barang-barang konveksinya masih terus jalan setauku.

Aku kadang dicurhati tentang kondisi ekonomi keluarganya yang memang sedang tidak stabil. Tak seperti dulu katanya. Banyak relasi bisnis orang tuanya yang curang. Ayahnya ditipu oleh relasinya. Memang itulah risiko dari seorang wiraswasta, harus siap menghadapi yang namanya bangkrut. Tapi aku pikir kondisinya tak separah seperti apa yang diceritakan oleh ibuku.

Memang dalam kehidupan itu kadang kita di atas dan kadang di bawah. Mungkin dulu mereka merintis usahanya benar-benar dari nol hingga akhirnya kaya dan sukses, sekarang mungkin bangkrut. Berharap dan berdoa semoga kemudian mereka bisa bangkit lagi. Kasihan sekali jika melihat dia masih punya banyak adik yang masih kecil. Beban terberat dari orang tua ketika mereka harus berjuang keras untuk membiayai anak-anak mereka, terutama pendidikan. Karena memang pendidikan adalah hal yang sangat penting.

Dia yang baru semester satu, perjalanannya masih panjang. Tak bisa membayangkan kalau dia putus gara-gara hal ini. Ya Allah semoga tak seperti itu. Masa depannya masih panjang. Semoga dengan ini dia bisa semakin tahu dan menghargai setiap apa yang dia miliki. Semoga dia menjadikan keadaan keluarganya yang seperti sekarang ini sebagai motivasi untuk meraih kesuksesan dan cita-citanya. Terutama cita-citanya ingin membiayai sekolah adik-adiknya dan membahagiakan orang tuanya.

#merenung

Sheila pun Menangis

Dari tadi sore ga tau kenapa aku tiba-tiba inget dengan satu lagu, lagunya Padi yang judulnya Kasih Tak Sampai. Bawaannya pengen nyanyiin tu lagu sambil metik gitar. Sungguh syahdu rasanya. Akhirnya ku ambil gitar dan coba untuk ku inget kuncinya. Langsung deh aku mulai metik dan nyanyiin. Emang lagu ini sangat daleeem banget maknanya. Apalagi ditambah dengan alunan petikan gitar yang begitu indah.

"Indah terasa indah bila kita terbuai dalam alunan cinta, sedapat mungkin terciptakan rasa keinginan saling memilik ....... "
Yah begitulah sebagian dari liriknya.

Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa tiba-tiba aku inget dengan lagu ini? Ada apa dengan lagu ini?

Jadi gini, ga tau kenapa dari kemarin aku tu inget sama temen-temen sekelas SMA dulu. Rasanya kangeeeeen banget ngumpul sama mereka. Walaupun sekedar kumpul ngomongin ini itu yang ga jelas. Hehe

Terus apa hubungannya dengan lagu ini?

Dulu ketika di kelas lagi jam istirahat, aku sama salah seorang temenku yang namanya Hendri tu suka menghabiskan waktu untuk nyanyi sambil maen gitar di dalam kelas. Kadang beberapa temen cewek sampe mendatangi kami untuk ikut menyanyi.

Nah, suatu hari Hendri yang sedang pegang gitar tiba-tiba maenin lagu ini dengan kemahiran jari-jarinya dalam memetik gitar. Di situ ada aku dan temenku cewek namanya Sheila Tiffani, dia biasa dipanggil Sheila. Hendri mulai menyanyi dan aku pun ikut nimbrung menyanyi. Sungguh dalem lagu ini sampe-sampe kala itu aku merinding dengerinnya. Hendri terus menyanyi dengan suaranya yang merdu. Eee.....tiba-tiba Sheila pun menangis terharu. Aku dan Hendri yang ada di situ bingung kenapa tiba-tiba dia menangis. Bingung banget. Kami cuma mlompong melihat Sheila yang menangis. Tapi Hendri terus saja memainkan gitarnya.

Lalu aku coba tanya kepada Sheila, "kenapa Shel?". Dia pun menjawab, "ngga apa-apa, aku sedih terharu denger lagu ini. Bagus banget. Aku sampe ga kuat". Dia menjawab sambil menangis terharu tapi senyum juga. Hehe

Aku dan Hendri pun cuma bilang, "ooohh....haha".

Entah betapa mudahnya perasaan seorang cewek tu tersentuh, dengan lagu-lagu lah atau dengan ungkapan-ungkapan yang dianggapnya romantis. Menangis terharu adalah sebagian bukti bahwa cewek tu emang bener-bener punya perasaan yang lebih sensitif dibandingkan cowok.

Dan aku telah beberapa kali merasakannya.

Selasa, 06 Desember 2011

Hidup Ini adalah Serangkaian Perjuangan 1

"Hidup ini adalah serangkaian perjuangan"
Sering kali kita mendengar kata-kata di atas, bahkan tidak hanya mendengar kita pun pasti merasakannya. Karena emang begitulah hidup. Kalo orang bilang life is never flat, itu jelas bener banget. Apa gunanya kita hidup kalo semua yang kita jalani itu selalu enak, nyaman, dan bahagia. Tuhan sungguh Maha Adil dan Maha Bijaksana, membuat skenario kehidupan yang begitu menarik. Membuat makhluknya ga hanya diem dalam menjalani hidupnya masing-masing. Kompetisi dan gesekan pasti muncul untuk pemenuhan kebutuhan akan hidupnya. Seleksi alam akan berbicara ketika siapa yang kuat bertahan dalam kompetisi hidup maka ia akan terus langgeng sesuai dengan apa yang diusahakannya, siapa yang ga kuat dan menyerah maka ia akan hilang dan tersingkir dari kompetisi kehidupan tersebut.

Seberapa besar usaha kita maka akan berdampak pada hasil yang akan kita dapat. Itu jelas pasti, itu hukum Tuhan yang ga bisa ditawar-tawar lagi.

Mungkin kita punya banyak pengalaman tentang perjuangan hidup yang kita alami. Entah itu perjuangan dalam hal cinta, pendidikan, kerja, ataupun sosial masyarakat. Tentunya perjuangan-perjuangan itu bertahap menyesuaikan masa kita. Ga semuanya dalam satu masa kita bisa melakukan perjuangan itu..

Bicara tentang perjuangan hidup aku pengen cerita tentang perjuangan salah seorang temen kosku yang sangat fenomenal menurutku. Fenomenal? Kedengarannya emang sangat wah ya. Hehe...
Emang begitulah perjuangannya, ga sembarangan. Aku dan temen-temen di sini juga sering kali merasa kasihan, prihatin, malu, dan iri dengannya.

Namanya Farid Udin, aku sebut namanya karena emang aku pengen nyritain secara terang-terangan tentang bagaimana perjuangannya semasa kuliah. Bener-bener ga main-main bro. Salut banget buat dia.

Impian, cita-cita, motivasi, tekad, keberanian, ketahanan, dan tanggung jawab. Mungkin itu yang jadi pedoman perjuangannya.

Sekian dulu untuk pembuka tentang perjuangannya, bersambung di tulisan berikutnya ya... :-)

Sabtu, 03 Desember 2011

Hipotesis Runtuhnya Jembatang Tenggarong

Minggu, 27 Nopember 2011 jelas menjadi hari yang buruk bagi dunia konstruksi Indonesia. Sebuah jembatan raksasa yang ada di Kutai Kartanegara yang umur rencananya hingga 100 tahun tiba-tiba runtuh, padahal baru berumur 10 tahun, sungguh ironi bagi dunia konstruksi tanah air. Jelas ini menjadi PR besar bagi para engineer baik itu yang ada di institusi pendidikan (dosen dan mahasiswa), pemerintahan (pegawai DPU), atau swasta yang bergerak di bidang konstruksi. Karena mereka lah yang  punya wewenang, mengerti, dan lebih paham tentang itu. Bukan orang lain. 

Jembatan Tenggarong Kutai Kartanegar di malam hari
Di institusi pendidikan, terutama perguruan tinggi yang fokus pada bidang ini yakni teknik sipil pasti kejadian ini akan dijadikan pokok bahasan dalam beberapa mata kuliah. Mungkin setiap dosen sipil entah itu yang mendalami bidang lingkungan, air, jalan, bangunan, dan lain sebagainya akan menjadikan ini sebagai bahan diskusi yang menarik tentunya. Karena dengan begitu akan terjadi transfer ilmu dan syukur kalau bisa menemukan alasan kenapa itu bisa terjadi beserta solusinya.


Baja ringan
Dalam beberapa hari ini dari beberapa kuliah yang aku ikuti dosen pasti membahas hal itu, walaupun cuma sebentar dan secara garis besarnya saja. Tapi beberapa argumen dosen menanggapi tentang runtuhnya jembatan Tenggarong itu hampir sama. Mungkin karena mereka lah pakar di bidang itu dan pengalaman mereka yang memang sudah diakui jadi tak heran jika argumen-argumen mereka itu kuat dan logis. Seperti salah seorang dosen yang fokus di bidang Struktur Beton mengatakan kalau runtuhnya jembatan Tenggarong itu disebabkan karena faktor teknis pada saat melakukan maintenance (perawatan). Karena memang waktu itu sedang diadakan perbaikan dan perawatan di jembatan itu oleh pekerja. Diduga pekerja ada yang salah melepas baut yang mengikat antara struktur baja pada jembatan. Karena sifat dari baja adalah lentur jadi apabila baja itu ditarik dan diberi ikatan kemudian ikatan itu dilepas makan yang terjadi adalah kres pada baja itu dan seakan-akan timbul tekanan balik yang sama kuatnya dengan kekuatan saat baja itu diikat.

Kondisi Jembatan Tenggarong setelah runtuh
Dosen lain yang mengambil fokus jalan pun juga sempat berkomentar tentang hal itu, beliau mengatakan tidak logis kalau itu salah pada perencanaannya. Karena jembatan itu sudah berdiri selama 10 tahun, kalau salah perencanaan harusnya tidak lama setelah jembatan itu berdiri akan terjadi runtuh, bahkan dalam waktu beberapa bulan saja itu sudah bisa terjadi. Beliau menambahkan jadi kalau secara logisnya runtuhnya jembatan itu disebabkan faktor teknis manusia yang lalai pada waktu perawatan. "Memang di Indonesia itu kalau belum rusak parah tidak bakal diperbaiki. Perbaikan hanya akan dilakukan jika sudah benar-benar parah," begitu ujar beliau.

Pakar lain dari UGM juga memunculkan hipotesisnya tentang alasan runtuhnya jembatan ini. Mereka mengatakan bahwa runtuhnya Jembatan Mahakam II Tenggarong disebabkan kegagalan konstruksi pada alat penggantung kabel vertikal (sadel dan klem) bagian atas yang menghubungkan dengan kabel utama. Akibatnya, jembatan beserta kabel penggantung vertikal jatuh.

Prof Ir Bambang Suhendro MSc PhD di Gedung Pusat UGM,yang juga ketua tim penyelidikan jembatan runtuh dari UGM, menyatakan, klemnya masih utuh, tetapi baut dan murnya gagal bergeser. Ada dua hipotesis skenario alasan sistem baut dan mur sambungan mengalami kegagalan geser.

Pertama, belum diantisipasinya kegiatan perawatan dalam perencanaan. Akibatnya, ketika pelaksana perawatan jembatan mengendurkan salah satu hanger atau sistem sambungannya, beban yang didukung hanger tersebut akan dilimpahkan utamanya ke hanger-hanger terdekat secara mendadak.

Jembatan Baja Non-Kabel


Jika tidak mampu menahan limpahan beban, hanger akan putus secara tiba-tiba sehingga menimbulkan hentakan yang mampu mengakibatkan efek domino memutus sistem sambungan berikutnya, sampai seluruhnya runtuh dalam waktu singkat.

Hipotesis kedua, gagal geser yang terjadi akibat kelelahan baut dan mur akibat pengaruh kelelahan bahan. Di bidang yang patah permukaannya menghitam yang menandakan sudah ada retakan awal utamanya pada baut dan mur sistem sambungan antara kabel utama dan mur.

Untuk jelasnya mungkin kita hanya bisa menunggu kepastian alasan yang jelas dari pihak yang paling berwenang yakni Bapak Mentri Pekerjaan Umum, Joko Kirmanto.

Semua Mengulang!

Kemarin ketika aku sedang facebookan tiba-tiba salah seorang temen ada yang bilang, "praktikum IUT (Ilmu Ukur Tanah) satu angkatan kita  ngulang semua!" Mungkin berita ini bener bahkan bukan mungkin lagi tapi emang bener. Shock? Enggak, aku biasa aja. Karena emang udah menduga sejak lama kalo sepertinya emang bakalan begini.

Waktu 2 bulan harusnya cukup tapi ga tau kenapa kok bisa sampe gini. Mungkin angkatanku terkesan lebih malas dan menggampangkan dalam hal pengerjaan laporan. Alasan lain mungkin karena terpotong waktu liburan jadi udah kelewat lupa sama praktikumnya, tapi nyatanya dari dulu juga gitu. Hmm..parah berarti, parah banget.

Dari kesalahan data, manipulasi data, bahkan kecerobohan besar yaitu kehilangan berkas data hasil praktikum  mungkin menjadi kendala lain dalam pengerjaan laporan ini. Rata-rata udah pada sampe perhitungan dan itu udah selese. Tinggal 1 lagi aja yaitu penggambaran. Karena emang terlalu sulit dalam memanipulasi data agar gambar bisa terhubung dan mbentuk.

Enggak menyalahkan siapapun tapi jujur dari pihak asisten sendiri menurutku kurang ada respon untuk laporan ini. Apa mungkin terlalu sibuk ya. Emm..ga tau deh.

Yang jelas ini akan menjadi pengalaman berharga buat kami dan juga peringatan agar kami ga nggampangin tugas, ga ngremehin waktu, dan untuk tetep bisa jaga kekompakan dalam suatu kelompok.

Semangat kawan-kawan, kita pasti bisa!!! Sipil Jaya! ^.^

Unsent Message

Munkin ini akan mengawali tulisanku di bulan Desember tahun ini. Padahal sih banyak tulisan dan gagasan yang ingin ku tuangkan di sini tapi bingung antara pantas atau tidak aku menuliskannya di sini. Hehe

Pagi ini aku coba buka-buka beberapa tulisan tentang motivasi dari temen. Aku buka, baca, dan renungkan. Dari beberapa tulisan tersebut ada yang menjadi pusat pandangan dan pikiranku. Aku coba untuk membukanya, walaupun sudah sering ku buka tapi ga ada rasa bosan untuk membacanya. Karena memang isinya sangat menarik dan membangun. Tapi aku ga akan ngeshare apa isinya di sini. Karena ini adalah sesuatu banget. Haha.
Enggak lah, isinya biasa aja tentang bagaimana harusnya kita bersikap.

Ada sebuah cerita tentang tulisan motivasi ini, yang membuatku mengingat ada apa sih dengan itu. Dulu aku dapat ini dari mas sepupuku sejak lama sekali. Setelah dapat tulisan itu aku langsung membuka dan membacanya, dan wow...it's great quote. Dan aku langsung berpikir untuk mengirimkan pesan ini kepada beberapa orang yang aku tau. Tapi mungkin kala itu aku belum diijinkan untuk berbagi kebaikan dengan orang lain jadi ya ada-ada aja hambatannya. Pesan itu tak bisa terkirim ke beberapa orang, aku coba lagi untuk mengulanginya, beberapa berhasil dan ada yang tidak. Dan satu orang yang ku harapkan menerimanya malah pesan itu tak bisa terkirim. Hmm... Karena sudah ku coba berulang kali dan hasilnya tetep sama, ga terkirim. Jadi ya ku sudahi saja.

Tapi tadi ketika ku buka lagi, aku jadi inget kalo seandainya dulu aku kirimkan tulisan ini mungkin aku ga bisa seperti sekarang ini. Yah, karena kondisinya sekarang beda dengan dulu. Dulu aku belum tau apa dan sekarang karena aku sudah mahasiswa jadi ya tahu mana yang harus ku lakukan dan tidak ku lakukan.

Jadi apakah aku senang atas tidak terkirimnya pesan itu? Enggak juga. Banyak alasan untuk itu. Hanya aku dan Tuhan yang tau. :D