Sabtu, 29 Mei 2010

Pembenahan Jalan Desa

Banyak orang mengatakan bahwa pemerintah kita sering kali memberikan bantuan yang tidak tepat sasaran. Namun ketika sudah tepat sasaran giliran bantuan tersebut tidak secara total. Dari berbagai macam bantuan yang berupa fasilitas tersebut yang paling banyak menjadi perbincangan masyarakat menengah – ke bawah terutama desa-desa yang padat penduduk adalah masalah jalan. Pembenahan jalan dibutuhkan agar tidak terjadi banjir di daerah-daerah yang rawan terjadi banjir. Terutama di daerah dataran rendah, kondisi lingkungan desa yang sedikit kumuh, jalan tanah yang tak rata, dan saluran pengairan yang tak memadai itu mengakibatkan lingkungan tersebut rentan terkena banjir.
Dari kejadian-kejadian yang telah berlangsung, para warga akhirnya mempunyai inisiatif untuk membenahi jalan desa tersebut, namun keterbatasan sumber dana menjadi kendala utama. Akhirnya mereka berupaya untuk mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah lewat wakil-wakil rakyat yang dulu ketika sebelum terpilih menjanjikan bantuan fasilitas desa atau pembenahan desa. Dari proses tersebut akhirnya bantuan turun berupa batako untuk membenahi jalan serta guna menanggulangi risiko terjadinya banjir.
Salah satu contoh desa yang mendapatkan bantuan adalah Kampung Sidodadi Indah RT 01 RW 13 gg. 0 Kedungwuni Pekalongan. Kampung tersebut telah mendapat bantuan berupa batako yang langsung dibangunkan oleh pemerintah untuk jalan kampung tersebut. Butuh waktu sekitar 1 minggu lebih untuk membangun jalan sepanjang ± 100 meter. Namun pembangunan jalan tersebut nampaknya hanya sekedar dibangun untuk memenuhi janji saja, tidak dibangun secara perhitungan yang kuat guna menanggulangi risiko yang akan terjadi nantinya. Sehingga di musim hujan air hasil aliran dari jalan batako tersebut bermuara di halaman warga yang menggenangi halaman tersebut.
Bantuan batako menurut warga sudah tepat namun kurang jumlahnya, karena masih ada jalan sela-sela antara rumah-rumah yang masih berupa tanah dan menjadi genangan air. Hal itu mengindikasikan bahwa pemerintah kurang bisa mengerti apa keinginan dari warga serta mengindikasikan bahwa dana APBD juga seakan-akan tidak sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan di awal tahun pemerintahan. Pemerintah hanya melaksanakan janji-janji manisnya saja kemudian mengabaikan kepentingan selain yang mereka janjikan di waktu kampanyenya dulu.
Begitulah sedikit potret kehidupan antara pemerintah dan masyarakat sekarang. Apa mau dikata?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras memberi komentar yang berbau SARA dan hal Porno.