Selasa, 08 Februari 2011

Eksotisme Tangkuban Parahu dan Angkot Penipu

Sabtu, 5 Pebruari 2011 menjadi hari terakhir kami di Bandung. Di hari itu kami berencana untuk ke Gunung Tangkuban Parahu. Gunung yang mempunyai cerita hingga dijadikan legenda Gunung Tangkuban Parahu, yakni Sangkuriang. Untuk lebih jelas tentang cerita Sangkuriang silakan browsing saja di google atau di search engine lain.
Sebelum kami berangkat kami diberi petunjuk oleh kakakku mengenai rute dan angkot mana saja yang harus kami naiki. Setelah kami paham kami pun langsung berangkat.
Mula-mula dari Cibabat kami diantar kakakku menggunakan mobil. Kemudian kami naik angkot menuju Parongpong dan selanjutnya naik angkot lagi menuju Lembang. Setibanya di Lembang kami langsung dibawa kondektur angkot untuk naik ke angkotnya jurusan Tangkuban Parahu. Berhubung tak tahu daerah situ kami hanya diam dan ikut saja.
Sesampainya di pintu gerbang masuk ke kawasan wisata Tangkuban Parahu kondektur angkot tersebut turun dan membayarkan uang tiket masuk. Mungkin karena bodohnya kami atau karena memang benar-benar terhipnosis oleh kondektur tadi kami pun tak Tanya-tanya masalah tiket masuk. Sesampainya di parkiran kondektur mengatakan kalau mau minta ditunggu silakan saja, tidak usah tergesa-gesa, sejam dua jam taka pa-apa. Dan ketika dia menyebut biaya angkot ke menuju ke Tangkuban Parahu kami pun kaget, Rp35.000,00 untuk jarak yang tidak seberapa. Akhirnya ku putuskan untuk konfirmasi ke kakakku apakah benar ongkosnya sebanyak itu dan kakakku menjawab ternyata itu kemahalan dan kami disuruh untuk menawar. Ditambah biaya masuk Rp13.000,00 seharusnya kami harus membayar Rp48.000,00 perorangan. Setelah cukup lama tawar menawar dan saling keukeuh akhirnya kami bertiga putuskan untuk membayar Rp140.000,00 untuk tiga orang. Dan kondektur juga berkata kalau di situ tak ada angkutan untuk kembali ke Lembang, tetapi apa yang dikatakan dia ternyata berbeda dengan yang dikatakan kakakku. Kata kakakku ada banyak angkutan menuju ke Lembang. Ketahuan, bahwa kondektur tadi telah membohongi kami.
Setelah turun dari angkot kami pun menuju ke keramaian orang yang berwisata di sana. Sebelumnya aku bertanya pada petugas parkir di situ mengenai angkutan ke Lembang, kata beliau ada banyak dan biayanya Cuma Rp25.000,00 perorangan. Wah, kami ternyata ditipu kondektur dengan biaya angkot tadi.
Kami pun mencoba untuk melupakan kejadian tersebut dengan berfoto dan melihat panorama indah di sana. Baik kawah yang aktif maupun yang tidak aktif kami foto untuk kenang-kenangan. Mengambil beberapa gambar dari berbagai posisi dan sudut untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan bahwa kami pernah ke Tangkuban Parahu.
Dari ujung hingga ke ujung kami telusuri sekitar kawah dengan bau belerang yang sangat menyengat. Hingga akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang sangat indah, di situ ada seperti muara sungai dengan pasir coklat. Di situ terdapat tempat lapang berupa pasir coklat dan ternyata banyak orang turun ke situ dan menuliskan sesuatu entah itu nama atau apapun dengan cara menata batu-batu yang dibentuk huruf.
Waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB dan kami pun akhirnya mencari mushalla untuk menunaikan Salat Dhuhur. Dinginnya air Tangkuban Parahu kami rasakan ketika berwudhu. Rasanya seperti air yang dibekukan di freezer lemari es, dingin bukan main. Apalagi kalau di daerah yang bersalju, tak bisa dibayangkan dinginnya. Setelah Salat kami sempatkan untuk minum kopi dan makan gorengan yang dijajakan oleh para penjual di sana. Nikmat sekali rasanya.
Akhirnya kami pun pulang dengan menggunakan angkutan umum mobil L-300 dengan biaya Rp30.000,00 karena penumpang tidak genap 15 orang. Kalau genap 15 orang maka hanya Rp25.000,00 yang harus kami bayar kepada supir. Kami diantar sampai ke Lembang dan naik angkot kembali ke rumah kakakku sekitar pukul 16.30 WIB.
Benar-benar perjalanan yang melelahkan apalagi ditipu angkot.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi info bagi pembaca yang barang kali ingin berlibur ke Tangkuban Parahu.

4 komentar:

  1. dip dolan ora gjak2 i,blogmu tek keren gawene piye?

    BalasHapus
  2. yo genah nuw. kene tak ajari. hehe

    BalasHapus
  3. sebagai orang bandung saya merasa prihatin kepada para wisatawan yang sudah banyak tertipu. mohon pemerintah tanggap terhadap transportasi menuju kawasan wisata tangkuban perahu. satu sisi oknum supir angkot yang mencari keuntungan berlebihan....satu sisi wisatawan dirugikan namun tak punya laternatif... mohon pemerintah setempat menindaklanjuti. sebagai warga bandung kami mohon maaf. dan jangan kapok datang lagi ke bandung.

    BalasHapus
  4. Betul, Mas. Kata kakak saya dulu yg udah tinggal di Bandung memang keterlaluan kalo orang baru kena tipu dari oknum2 sopir angkot itu. Ga nanggung2 deh nipunya. Tapi namanya jg ga ada alternatif lain.
    Pemerintah harus tegas tuh sama yg begituan. Saya ga kapok mas main ke Bandung. Hehe
    Makasih udah mau berkunjung dan komen di blog saya. Salam kenal, Mas.

    BalasHapus

Dilarang keras memberi komentar yang berbau SARA dan hal Porno.