Selasa, 08 Februari 2011

Journey To Bandung


Rabu, 2 Pebruari 2011 pukul 22.00 WIB kami bertiga, saya, Hendri, dan Irzam berangkat dari rumah masing-masing menuju ke agen bis Bandung Express. Hujan deras mengiringi perjalanan menuju ke agen.
Irzam ternyata lebih dulu sampai di sana. Kemudian aku datang dan terakhir Hendri. Tak lama menunggu ternyata bis datang, kondektur menawarkan kepada kami tempat duduk di balkon berhubung sudah penuh dan bis di belakangnya juga penuh. Dia menawarkan Rp70.000,00 untuk masing-masing dari kami. Kalau di kursi umum Rp80.000,00 tetapi berhubung sudah tidak ada jadi terpaksa kami mau. Kami pun naik dan langsung masuk dan duduk di balkon. Sempit dan tidak empuk. Paling terasa getarannya jika melewati jalan yang tidak rata. Parahnya lagi tepat di atas aku duduk itu adalah pembuangan AC, jadi AC dari seluruh bis akan mengalir ke situ jika orang lain tidak menggunakan atau menutup AC-nya. Iitulah gambarannya duduk di balkon. Tidak nyaman.
Kurang lebih pukul 22.30 WIB kami berangkat menuju Bandung. Kurang lebih 7 jam kami berada di tempat yang ku anggap tidak nyaman. Tetapi anehnya Irzam yang biasanya mabuk bahkan muntah, waktu itu sama sekali tidak merasa mual atau mabuk ingin muntah. Katanya malah merasa nyaman duduk di situ. Hendri juga berkata demikian. Memang dasar mereka berdua aneh bukan main.
Sepanjang perjalanan kami habiskan waktu kami untuk ngemil, sms-an, dan internetan menggunakan HP canggih milik Irzam. HP China yang dibelikan kakaknya ketika SMA. Kami bertiga bergantian menggunakan HP tersebut.
Saking bingungnya mau ngapain, aku pun akhirnya sms-an sama teman (masih teman) cewek. Sms nggak jelas, ngomong sana-sini, saling ejek antar daerah menjadi topik sms dengan dia. Sangat menarik jika sms dengannya. Ada rasa yang berbeda, entah apa namanya rasa yang seperi itu. Bagi yang belum cukup umur pasti tidak tahu.
Sementara aku sms-an karena sulitnya memejamkan mata karena merasa sangat kedinginan, Irzam dan Hendri malah dengan enak dan nyamannya tidur nyenyak dengan mimpi yang indah pula. Iri melihat mereka berdua.
Sepanjang perjalanan ku rasakan banyak getaran yang sangat dahsyat karena jalan pantura rusak berat akibat cuaca yang tidak jelas. Lagi-lagi ini adalah dampak global warming, perubahan iklim mengakibatkan cuaca yang tidak jelas, kadang hujan deras kadang panasnya minta ampun. Pantas saja kalau jalan pantura yang tiap harinya dilalui oleh ribuan kendaraan bermuatan besar jadi rusak parah, berlubang hingga beberapa centimeter.
Alhamdulillah pukul 05.00 WIB kami sampai di Cicaheum tempat berhentinya bis Bandung Express. Kami pun langsung tanya kepada orang sekitar bagaimana jika ingin menuju ke Cibabat. Akhirnya kami naik angkot yang langsung menuju ke Jln. Pesantren tempat yang kami tuju, yakni rumah kakak sepupuku. Sesampainya di Jln. Pesantren kami harus naik angkot lagi untuk menuju ke gang Pesantren V rumah dari sepupuku tersebut. Setelah sampai di sana langsung ku buka gerbang rumah dan ku pencet bel pintu rumah tersebut dan kami pun dipersilakan masuk dan langsung menuju ke atas untuk salat Ssubuh dan selanjutnya istirahat.
Itulah sedikit cerita perjalanan kami menuju Kota Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras memberi komentar yang berbau SARA dan hal Porno.