Rabu, 05 Januari 2011

Kekalahan Indonesia dan Kecurangan Suporter Malaysia

Minggu, 26 Desember 2010

Minggu malam, 26 Desember 2010 adalah malam yang bisa dikatakan malam pilu atau malam kesedihan bagi Timnas Indonesia dan juga seluruh rakyat Indonesia yang jagoan mereka. Mereka bersedih karena di partai final leg pertama AFF Suzuki Cup 2010 Timnas dibantai habis oleh musuh bebuyutannya, tetangga sendiri, yaitu Malaysia.
Saat ini Malaysia tak hanya jadi musuh bagi Timnas di lapangan hijau saja tetapi juga musuh bagi bangsa ini, musuh secara spiritual juga psikologis bahkan secara fisik bagi bangsa ini.
Kekalahan telak 3-0 pastinya semakin membuat Malaysia menyombongkan diri kepada bangsa ini, mereka semakin menjadi-jadi, menghina, menginjak-injak martabat bangsa yang sedang sakit ini. Sakit karena baru saja tertimpa musibah bencanasecara beruntun dan juga sakit karena dihina secara terus-menerus dan terang-terangan oleh tetangga serumpun, Malaysia.
Dalam pertandingan tersebut memang benar diakui bahwa Indonesia kalah spirit dan taktik. Tetapi kekalahan tersebut tak lepas dari aksi tak terpuji dari para suporter Malaysia yang menggunakan laser berwarna hijau yang disorotkan kepada pemain Indonesia khususnya sang kiper, Markus Haris Maulana, yang sangat emosi pada waktu itu karena merasa sangat terganggu oleh adanya laser tersebut. Setelah aksi tersebut, memang terlihat para pemain Timnas Indonesia sedikit tidak tenang di lapangan. Mereka tak mampu menjaga dan mengendalikan emosi.
Tindakan tak terpuji yang dilain dari suporter tuan rumah yaitu mereka menyalakan petasan yang jelas-jelas sudah dilarang oleh pihak penyelenggara bahkan FIFA pun akan bertindak tegas terhadap hal itu.
Sepatutnya mereka mendapatkan hukuman atas hal itu dari pihak AFF. Sanksi yang tegas barang kali bisa meredam emosi para suporter dalam pertandingan berikutnya. Menurut seorang pengamat sepak bola, Joyo Wardoyo, dia berpendapat bahwa dalam partai itu memang secara fakta Malaysialah yang menang tetapi pemenang sejatinya adalah Indonesia. Karena dari situ sudah terlihat bahwa aksi tak terpuji yang dilakukan oleh suporter Malaysia menunjukkan bahwa mereka sudah takut lebih dulu dengan Indonesia. Mereka takut kalah. Mereka telah kalah secara spiritual dan psikologis dengan Timnas Indonesia dan para suporter setia Tim Merah Putih.
Dalam laga kedua yang akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada tanggal 29 Desember 2010 tentunya Indonesia akan berbuat lain. Tentunya sekarang mereka telah merefleksi diri apa yang menyebabkan kekalahan pada laga pertama. Pelatih Timnas, Alfred Riedl tentunya akan menyiapkan strategi yang lebih jitu agar dapat membalas kekalhan tersebut.
Peluang Timnas masih terbuka lebar asalkan mau bekerja lebih keras lagi. Suporter pun pasti akan mati-matian mendukung jagoan mereka. Minimal skor 4-0 di GBK jika ingin menjadi juara AFF untuk yang pertama kalinya.
Doa dan usaha-usaha lain tentunya juga dibutuhkan agar langkah Timnas Merah Putih untuk meraih gelar juara dan mengembalikan jati diri dan martabat bangsa yang sedang jatuh diinjak-injak oleh Malaysia ini bisa tercapai.
Jayalah Indonesiaku! Jayalah bangsaku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang keras memberi komentar yang berbau SARA dan hal Porno.